Rabu, 22 Agustus 2012

Catatan Kritis Aksi Demo Menolak Kenaikan Harga BBM



  
Oleh: Neta S Pane*
Dalam aksi demo sepanjang 5 hari menentang kenaikan harga BBM terjadi bentrokan antara massa dengan polisi di berbagai kota. Namun Indonesia Police Watch (IPW) melihat ada 4 fenomena di balik maraknya aksi demo dari 26 hingga 30 Maret 2012 tersebut, yakni;

1.Mahasiswa, buruh,LSM, dan masyarakat bisa bersatu padu, sehingga secara serentak bisa melakukan aksi demo secara panjang di 44 kota.

2.Demonstran lebih bisa menahan diri sehingga aksi demo yang radikal tidak berlanjut pada kerusuhan massal. Padahal saat itu begitu banyak kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, yang terjebak dalam aksi demo tapi tidak dirusak maupun dibakar massa. Begitu juga pertokoan di sekitar bentrokan tetap aman.

3.Polisi show of force di depan markas Kostrad di Gambir. Lalu menyerbu kantor YLBHI yang kerap dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah.

4.Polisi tampil elegan dalam menangani aksi demo di depan DPR pada 30 Maret 2012. Meski jumlah massa mencapai 30 ribu orang tapi tidak ada satu pun yang tertembak.


Kronologi di Gambir

27 Maret 2012: Konami (Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia) long march dari YLBHI menuju Salemba, Senen, Tugu Tani, Gambir, dan pukul 15.00 tiba di pojok timur laut Monas. Di tempat ini rombongan mahasiswa sekitar 1.000 orang itu dihadang pasukan anti huru hara.

Mahasiswa terus merangsek berusaha menerobos menuju Istana Merdeka. Akhirnya terjadi negosiasi. Polisi mengizinkan mahasiswa melintas dengan syarat tas yang dibawa mahasiswa digeledah, karena polisi mencurigai sejumlah mahasiswa membawa molotov.

Mahasiswa menolak swiping yang dilakukan polisi. Sehingga terjadi perdebatan. Sampai pukul 16.10 tidak ada kesepakatan. Mahasiswa menolak saat hendak diswiping polisi. Beberapa mahasiswa menolak saat tas mereka hendak digeladah polisi.

Saat bersamaan dari arah mahasiswa muncul lemparam botol air mineral dan bambu ke arah polisi. Melihat hal ini, polisi melakukan lemparan balasan dan ramai2 mendorong mahasiswa. Mendapat serangan ini, mahasiswa mundur dgn cara berlari tapi puluhan intel yg sdh menyusup ke kelompok mahasiwa langsung menyapu dan menendangi kaki mahasiswa yg sdng mundur.

Puluhan mahasiswa langsung tersungkur dan terjerembab ke jalanan. Melihat hal ini puluhan intel yg menyusup ke barisan mahasiswa langsung menginjak2 dan menendangi  mahasiswa. Meski para mahasiswa sdh berteriak2 kesakitan, mereka tetap saja ditendangi dan diinjak2 puluhan intel.

Melihat hal ini mahasiswa lain langsung melakukan perlawanan. Bersamaan dgn ini dari arah PHH terdengar letusan senjata api, sbgian ke udara, sbgian lagi langsung diarahkan ke mahasiswa. Mahasiswa pun langsung berhamburan tapi mereka tetap saja diberondong dgn tembakan peluru karet dan gas air mata.


Di Depan Gedung DPR

Demo yang berlangsung di depan DPR pada Kamis (29/3) sore sebenarnya berlangsung dengan santun guna menyampaikan aspirasi untuk menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan diketok oleh DPR. Massa tidak melawan aparat polisi yang mengamankan unjuk rasa Aliansi Rakyat Indonesia tersebut.

Namun Kapolda Metro Jaya memerintahkan menurunkan pasukan Anti Huru Hara (PHH). Ini terlihat setelah Kendaraan Taktis (Rantis) mengambil alih komando pengamanan demo di depan Gedung DPR. Bahkan,  Pasukan Huru Hara Polri yang terus menerus memprovokasi dengan teriakan-teriakan kepada pendemo.

Dengan kondisi pengamanan yang seperti itu, maka PHH sudah melanggar Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak Dalam Penanggulangan Huru Hara karena bertindak tidak proposional dan melanggar Hak Azasi Manusia.

Padahal yang terjadi pada demo sore itu, aparat Polri sudah berhasil memukul mundur pendemo yang akan merusak pagar DPR. Massa pun tidak melakukan perlawanan, baik dengan cara melempar batu, air mineral atau yang lainnya. Tapi, PHH Polri tetap represif, bahkan memprovokasi para pendemo.

Sikap arogan dari PHH Polri ini jelas melanggar Pasal 16 ayat 1 huruf a dan e  Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2010 tentang  Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak Dalam Penanggulangan Huru Hara. Disamping melanggar HAM karena tidak sesuai dengan Pasal 16 ayat 2 huruf  a dan huruf b Perkap 8 Tahun 2010.


Di Salemba

29 Maret 2012 pukul 20.30 sekitar 10 mahasiswa melakukan aksi demo di depan kampus YAI. Lalu demonstran membakar ban bekas di jalanan dan melempari Pos Polisi Salemba. Untuk mengendalikan massa muncul 20 polisi. Namun mereka dilempari massa. Bahkan dilempar dengan ban bekas yang terbakar.

Tak lama setelah itu jumlah massa makin banyak, mahasiswa sudah bercampur dengan masyarakat. Sepeda motor polisi dibakar massa. Pasukan PHH muncul dan langsung menembaki mahasiswa dengan gas air mata dan peluru karet. Mahasiswa yang sudah masuk ke dalam kampus pun masih ditembaki. Satu mahasiswa dan satu satpam YAI tertembak hingga dirawat di RSCM.

Saat bersamaan di depan kantor YLBHI massa menggulingkan dan membakar mobil Resmob serta mengeroyok Kapolsek Senen. Akibat hal ini polisi pun menyerbu kantor YLBHI dengan dalih hendak menangkap pembakar mobil Resmob. Malam itu juga 53 orang yang ada di YLBHI ditangkap.

Disimpulkan,  selama lima hari aksi demo menolak kenaikan harga BBM, massa telah merusak dan membakar 16 kantor polisi. Selain itu 4 mobil patroli dan 1 motor polisi juga dibakar. Dalam konflik itu Kapolsek Senen dikeroyok massa hingga dirawat di RS.

IPW mencatat aksi demo terjadi di 44 kota mulai 26 hingga 31 Maret 2011. Aksi demo dilakukan mahasiswa, buruh, dan LSM. Sedikitnya 523 demonstran dan 210 polisi luka. Sedangkan jumlah demonstran yang ditangkap mencapai 750 orang tapi sebagian besar dilepas polisi setelah diperiksa.

IPW menyayangkan, aksi demo ini diwarnai berbagai propokasi, baik dari kalangan mahasiswa maupun polisi, sehingga benturunan tak bisa dihindarkan. Akibatnya, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.

Yang menarik, meski aksi demo di berbagai kota diwarnai bentrokan, tapi tidak berbuntut pada kerusuhan massa. Para demonstran bisa menahan diri dan hanya fokus berbuat radikal pada aparat kepolisian. Terbukti begitu banyak sepeda motor dan mobil yang terjebak dalam tawuran mahasiswa dan polisi, tidak mereka ganggu.

Begitu juga pertokoan dan gedung-gedung di sekitarnya tetap aman. Berbeda dengan aksi demo 1998, demonstrasi berlanjut kepada kerusuhan massal.

IPW juga memberi apresiasi pada Polri, dlm menangani aksi demo di depan Gedung DPR pada 31 Maret 2012. Meski aksi demo melibatkan 30.000 massa tapi Polisi berhasil mengatasinya dengan elegan tanpa ada korban luka ataupun tewas.

Walau situasi kacau polisi tdk menggunakan tembakan peluru karet dan hanya menggandalkan gas air mata. Polisi juga terlihat cukup sabar dalam mengendalikan massa. Cara2 seperti ini patut dipertahankan Polri, sehingga tdk ada yg luka, baik dari massa maupun polisi. 
(Ketua Presidium Indonesia Police Watch *)


GRANAT MELEDAK DI SOLO
 
Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo berjanji akan segera mengungkap penembakan dua anggotanya dan pelemparan granat di Pospam di Solo Jawa Tengah dalam dua hari terakhir ini. Untuk itu, saat ini anak buahnya di lapangan sedang melakukan pengumpulan data-data dengan melakukan  penyelidikan sehingga pelaku dan motif aksi itu segera terungkap.

Dua peristiwa tersebut yakni, pelemparan di Pospam Gladak di Jalan Jenderal Sudirman  oleh orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor pada Sabtu (18/8) pukul 23.32 WIB. Kemudian sebelumnya, teror terhadap Pospam 5 Gemblegan Serengan Solo, Jumat (17/8) malam melalui penembakan oleh orang tak dikenal yang juga bersepeda motor dan mengakibatkan dua anggota polisi luka.

"Ya sekarang sedeang dalam proses penyelidikan, jadi diminta mohon sabar. Mudah-mudahan ada langkah-langkah yang menjawab keraguan masyarakat, itu masalah apa," jelas Kapori di Mabes Polri,  Jakarta, Minggu (19/8/2012).

Hingga saat ini, katanya, pihanya sedang mengumpulkan data-data dari TKP, sehingga dari olah TKP tersebut akan segera diungkap pelaku dan motifnya.

"Hari ini saya belum menyampaikan permasalahan, ya memang kita belum dapat data itu. Tapi alhamdullilah, semua anggota bisa diselamatkan dan langkah penyelidikan terus kita lakukan," katanya lagi.

Dia menghimbau agar warga Solo tidak terpengaruh dengan dua insiden tersebut dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri ini.

Sebelumnya,  setelah dilakukan olah TKP oleh Polrseta Surakarta ternyata ledakan di Pospam Gladak, Kota Solo pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 23.32 WIB berasal dari benda jenis granat. Benda berbahaya tersebut dilempar oleh orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor.

"Pelemparan granat di Pospam Gladak itu, sekitar pukul 23.32 WIB oleh orang yang tak dikenal dengan mengendarai sebuah sepeda motor yang berboncengan," kata  Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asdjima`saat olah tempat kejadian perkara hingga Minggu (19/8) sekitar pukul 03.30 WIB.

Sementara itu, seorang pedagang mie ayam di dekat pospam itu, Suhadi, mengatakan, peristiwa tersebut saat pengendara sepeda motor yang berboncengan melempakan benda ke pospam polisi setempat.

Pengendara sepeda motor dari utara, setelah melempar benda tersebut, beberapa saat terjadi ledakan keras di lokasi kejadian. Ledakan itu, membuat dirinya, dua orang pembeli, dan sejumlah polisi berlarian menyelamatkan diri.

Pengendara sepeda motor yang berboncengan tersebut menggunakan jaket warna hitam dan helm warna merah serta biru.
Tawuran Kembali Terjadi

Aksi tawuran di Jakarta tak ada henti-hentinya, saat orang sedang tidur nyenyak pun masih saja saling lempar batu dan tak segan-segan membawa senjata tajam. Kamis (23/8) Dini hari tadi, dua aksi tawuran pecah  di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Informasi yang dihimpun dari TMC Polda Metro Jaya, aksi tawuran pertama terjadi sekira pukul 02.15 WIB di Jalan Haji Ten Rawamangun Jakarta Timur. Tawuran antarpemuda tersebut dapat dihentihan setelah polisi datang ke lokasi kejadian.

Selang beberapa detik, sekira pukul 02:16 WIB, aksi tawuran antarpemuda juga pecah di Jalan Saharjo Jakarta Selatan. Aksi tawuran antarpemuda Gang Sawo dengan Gang Manggis ini dapat dihentikan setelah polisi datang mengamankan lokasi tersebut.

Dalam dua kasus tersebut, tak ada yang mengalami korban. Namun, pecahan batu dan potongan kayu masih terlihat berserakan di tempat tersebut.

Selasa, 21 Agustus 2012

KETIKA  ORANG  TUA  MENJADI  BUTA

Sebagai orang tua menyayangi anaknya tentu hal yang lumrah. Tetapi ketika anak selalu berbuat salah dan dibela. Itu tentu sudah berbahaya.

Anak adalah buah hati. Kehadirannya begitu ditungg ketika sepasang anak manusia menjadi suami-istri. Sebelum hadir seringkali sudah terbawa dalam mimpi.
Itulah sebabnya ada orang tua yang menyayangi anaknya sampai setengah mati. Anak menjadi belahan jiwa tiada duanya.
Tetapi karena rasa sayang yang berlebihan, maka kebutaan menyertai. Segala keinginan anak selalu dipenuhi. Apa pun itu. Asalkan anak mau pasti akan dituruti. Perlu atau tidak perlu.
Inilah kenyataan yang harus dihadapi sebagai orang tua. Ada perasaan tidak tega dan menganggap remeh. Sering menghibur diri. Tidak apa-apalah. Anak sendiri ini!
Sadarkah kita bahwa rasa sayang itu secara tidak langsung membentuk anak kita menjadi manusia yang arogan kelak?
Dulu saya punya teman, dua orang sebagai contoh. Kehidupan ekonominya hanya pas-pasan.
Tetapi keinginan _dalam hal ini jajan dan mainan_ anaknya yang baru berumur 3 tahunan selalu dipenuhi.
Kalau tidak, maka akan ngamuk-ngamuk.
Jadi tidak boleh tidak ada yang dipenuhi.
Saya bilang: sekarang masih kecil sudah begitu. Nanti kalau besar, kepala kamu bisa diminta juga kamu baru tahu akibatnya!
Teman ini hanya cengegesan dan sepertinya menganggap saya bercanda.
Karena anak adalah buah hati, maka orang tua akan menyayanginya. Tetapi karena berlebihan justru membutakan hati.
Anak-anak tidak akan disalahkan ketika melakukan kesalahan apa pun. Alasannya selalu mereka masih anak-anak. Kalau berbuat salah yang wajar.
Tidak heran anak berlaku semena-pada pembantunya dibiarkan. Kurang ajar pada orang tua dianggap wajar. Masih anak-anak toh?
Pembiaran-pembiaran yang terjadi, pada akhirnya membuat anak-anak tidak punya tata krama dan empati. Yang menyedihkan itu diajarkan oleh orang tuanya sendiri.
Sebagai orang tua memang menjadi kewajiban untuk memuji dan menyayanginya anak-anaknya. Tetapi juga menjadi kewajiban untuk mengingatkan dan menasehati pada saat mereka berbuat salah.
Jangan sampai karena kasih sayang membuat kita buta akan kesalahan mereka.
Karena kita selalu membela kesalahan mereka, sehingga sepanjang hidupnya kelak hidup dalam kesalahan. Alangkah menyedihkannya kita sebagai orang tua.

Kebakaran di Pd Bambu Terjadi Saat Pemilik Pabrik Mebel Sedang Mudik

  
Robin Corba
Jakarta Kebakaran yang menghanguskan 150 bangunan di Pondok Bambu, Jakarta Timur berhasil dipadamkan. Kebakaran terjadi saat warga tengah mudik.

"Yang kebakar kebanyakan pabrik mebel tempat kayu-kayu, api tiba-tiba besar karena yang punya pada mudik lebaran," ujar salah seorang korban kebakaran, Qasim saat ditemui di lokasi kebakaran, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2012).

Rumah Qasim hanya terbakar sedikit pada bagian depan. Sementara bangunan didepannya yang merupakan pabrik mebel habis terbakar.

"Penghuninya pada nggak ada kalau sekarang, kalau hari-hari biasa ya ada yang nempatin untuk kerja," tuturnya.

Ia menjelaskan kebakaran terjadi sangat cepat, dirinya berada di rumah ketika api sudah terlihat besar disertai angin yang kencang.

"Kalau ada yang tinggal mungkin bisa langsung dipadamin apinya. Tapi karena kosong jadi warga yang ada disini langsung gotong royong matiin api pakai air yang ada," kata Qasim.

Kebakaran di RT 02 RW 02 Gang Gotong Royong, Pondok Bambu, Jakarta Timur saat ini sudah berhasil dipadamkan. Kerugian ditaksir lebih dari satu miliar. Sementara sumber api menurut saksi mata diduga berasal dari korsleting listrik.

Pantauan detikcom, di lokasi kebakaran saat ini masih menyisakan asap dari sisa bangunan yang terbakar. Tampak juga ban-ban besar yang digunakan untuk membuat furniture masih teronggok hangus, sementara di lokasi kebakaran sebagian besar berupa kayu mebel.

35 mobil pemadam kebakaran yang semula memadati sekitar lokasi kebakaran, beberapa sudah mulai meninggalkan lokasi. Meski masih tampak sekitar belasan mobil damkar di sepanjang jalan Pahlawan Revolusi. Tampak juga satu mobil ambulan yang masih terparkir di pinggir jalan, sementara selang hidran yang digunakan untuk memadamkan api masih tampak di sisi-sisi jalan. Arus lalu lintas sendiri saat ini mulai lancar.
Situbondo - Sesosok mayat pria tua menghebohkan suasana lebaran warga Situbondo, Selasa (21/8/2012). Sahri, pria berusia 65 tahun ditemukan tak bernyawa dalam posisi berdiri di dalam sumur, di tengah kebun tembakau milik H Junam di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan.

Saat ditemukan, kondisi korban sudah membusuk dan dipenuhi belatung hingga menimbulkan bau tak sedap.

Di atas sumur dekat mayat korban ditemukan sarung dan sepasang sandal yang diduga milik korban. Belum diketahui pasti penyebab tewasnya kakek yang dikenal kurang waras dan tinggal sebatang kara itu.

Hanya saja, sebelum ditemukan di dalam sumur, sudah sepekan ini Sahri dinyatakan hilang oleh kerabat dan tetangganya. Upaya pencarian sempat dilakukan ke sejumlah tempat namun tidak membuahkan hasil.

"Keterangan warga korban sudah semingguan ini dinyatakan hilang hingga akhirnya ditemukan meninggal dalam sumur. Untuk penyebab kematiannya, tentu saja masih diselidiki. Kami juga masih menunggu Unit Identifikasi untuk olah TKP," kata Perwira Jaga Polres Situbondo Iptu I Wayan Karba, di lokasi kejadian.

Mayat korban pertama kali ditemukan oleh serombongan buruh tani yang hendak memetik daun tembakau. Saat melintas di dekat sumur, di antara buruh tani itu melihat ada kepala manusia nyaris muncul di permukaan sumur. Didorong rasa penasaran, mereka pun mendekatinya hingga melihat mayat Sahri sudah membusuk dan dipenuhi belatung.

"Waktu lewat di situ kami tidak mencium bau busuk, mungkin karena anginnya kencang. Kami cuma melihat seperti ada kepala manusia dalam sumur. Setelah dilihat ternyata benar-benar mayat," tukas salah satu buruh tani, Ummi Kulsum kepada detiksurabaya.com.

Kabar penemuan mayat itu sontak menyebar hingga warga banyak langsung berdatangan. Untuk mensterilkan lokasi kejadian, polisi langsung memasang police line di sekeliling sumur. Usai melakukan olah TKP, polisi segera mengevakuasi mayat korban menuju rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan medis.